Prosesi Ritual Batatamba Pada Masyarakat Banjar Di Kelurahan Pegatan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah

Authors

  • Rasidi Tohir
  • Muhammad Husni
  • Desi Erawati IAIN Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.18592/al-banjari.v21i2.7264

Keywords:

Ritual, Batatamba, Banjar

Abstract

 Ritual batatamba is a traditional way of treatment that becomes one of the local wisdoms especially in Central Kalimantan used as a healing medium of a variety of both physical and psychic diseases. Treatment made by using ingredients around the environment, then read the verses of the Qur'an. The research problems in the researcher is how the ritual procession batatamba and how the analysis of ritual meanings batatamba using social theory. The research method used was descriptive qualitative research using field study (Field Research) With 5 people patamba which were 45-70 years old, and 5 people batatamba which were 45-75 years old both men and women. The location of the research was at Pegatan, Katingan Kuala district, regency Katingan Central Kalimantan. This research used observation method, interview, and documentation. The results showed that the ritual meaning batatamba with Durkeim theory in cultural societies. There were four elements, such as the sacred, classification, rite and solidarity. In the four elements that the local culture of the ritual batatamba had its own rules and procedures in manambai or cured people were getting sick. Thus, the ritual batatamba it was considered important in everyday life for local communities.  Ritual batatamba merupakan cara pengobatan tradisional yang menjadi salah satu kearifan lokal khususnya di Kalimantan Tengah yang digunakan sebagai media penyembuhan berbagai penyakit baik fisik maupun psikis. Pengobatan dilakukan dengan memanfaatkan ramuan yang ada di sekitar lingkungan, kemudian membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Permasalahan penelitian dalam peneliti adalah bagaimana prosesi ritual batatamba dan bagaimana analisis makna ritual batatamba dengan menggunakan teori sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi lapangan (Field Research) dengan 5 orang patamba yang berusia 45-70 tahun, dan 5 orang batatamba yang berusia 45-75 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Lokasi penelitian di Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna ritual batatamba dengan teori Durkeim dalam budaya masyarakat. Ada empat unsur, seperti sakral, klasifikasi, ritus dan solidaritas. Dalam empat unsur budaya setempat itu batatamba ritual memiliki aturan dan tata cara tersendiri dalam manambai atau menyembuhkan orang sakit. Dengan demikian, ritual batatamba itu dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat setempat. 

References

Abdurrahman, Dudung. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak.

———. “Pengobatan Tradisional Baca-Baca pada Masyarakat Pulau Balang Caddi Kabupaten Pangkep (Perspektif Hukum Islam).” Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin Dan Filsafat 16, no. 2 (2020).

Abdul Haris Jauhari, dkk, 2008, “Motivasi Dan Kepercayaan Pasien Untuk Berobat Ke Sinse”, Berita kedokteran masyarakat.

Ahmad, Sahrudin. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Memilih Menggunakan Pengobatan Tradisional Dalam Upaya Pengobatan Sendiri Di Kelurahan Pilohayanga Barat.” Skripsi 1, (2014).

Al Qurtuby, Sumanto dan Kholiluddin Tedi. 2020. Agama Kepercayaan Nusantara, (Lembaga Studi Sosial dan Agama eLSA Press).

Alhaddar, Muhsin. “Penggunaan Surat Al-Fatihah Terhadap Pengobatan Alternatif ‘Kajian Living Qur’an: Studi Kasus Pengobatan Para Ustadz Di Kota Palu.’” Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 2, No. 01 (1 Juni 2020)

Arikunto Suharsimi, 1995, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyono, Dkk. 1985. Kamus Antropologi, Jakarta: Akademika Pressindo.

Asmawati, dkk. “Makna Pengobatan Tradisional Badewah Suku Dayak Bagi Masyarakat Muslim di Kalimantan Tengah.” Religió: Jurnal Studi Agama-agama 8, no. 1 2018.

Azwar Saiffudin, 2002, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar,

Desimo, Egasanti Martono. 1992-2012. Sejarah Kampung Kauman Semarang; Menguak Sisi Sosial dan Ekonomi.

Desimo, Egasanti Martono. 2014. Sejarah Kampung Kauman Semarang Menguak Sisi Sosial dan Ekonomi Tahun 1992-2012. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Esther, Walcott. 2004. Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan dan Persepsi, Malang Indonesia.

Emile Durkheim, 1954, The Elementary Forms of the Religious Life. Joseph Ward Swain (trans). (London: George Allen & Unwin Ltd.

Fitrah, Ratu Endah. “Bahasa dalam Ritual Pengobatan Tradisional Kebudayaan Suku Talang Mamak Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau Kajian: Antropolinguistik,” 2019.

Hadi Sutrisno, 1989, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.

Helius, Sjamsuddin. 2016. Metodologi Sejarah. Jakarta: Ombak, Cet. Ke-3.

Heny Lesmana dkk, 2018, “Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal bidang Kesehatan”, Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan.

http://sosiologis.com/teknik-analisis-data diakses minggu 23 Juni 2020, jam 10:15 WIB

Irfan Ardani, 2013, Eksistensi Dukun dalam Era Dokter Spesialis, Jurnal kajian sastra dan budaya vol. 2 no.

Jauhari, Abdul Haris, Muhana Sofiati Utami, and Retna Siwi Padmawati. “Motivasi Dan Kepercayaan Pasien Untuk Berobat Ke Sinse” 24, no. 1 (2008): 7.

J. Baran, Stanley. 2012. Pengantar Komunikasi Masa Melek Media dan Budaya, terj. S. Rouli Manalu, Jakarta: Erlangga.

Juhana Nasrudin, 2019, “Relasi Agama, Magi, Sains Dengan Sistem Pengobatan Tradisional-Modern Pada Masyarakat PeKelurahanan”, Jurnal Studi Agama-Agama.

Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah Jakarta: PT Gramedia Pusaka.

Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kodir, Reza Abdul, Moelyono Moektiwardoyo, dan Yoppi Iskandar. “Etnofarmasi dan ulasan bioprospektif tumbuhan obat liar dalam pengobatan tradisional kampung adat cikondang, Kecamatan pangalengan, Kabupaten bandung, jawa barat.” Farmaka 15, no. 1 (2017).

Kontjaraningrat, 1989, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat, 1985, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat.

Lesmana, Hendy, Alfianur Alfianur, Putri Ayu Utami, Yuni Retnowati, dan Darni Darni. “Pengobatan tradisional pada masyarakat tidung kota Tarakan: study kualitatif kearifan lokal bidang kesehatan.” Medisains 16, no. 1 (2018).

Mardalis, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Margono, S 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 2

Mulyani, Hesti, Sri Harti W, dan Venny Indria E. “Pengobatan Tradisional Jawa Dalam Manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi.” Litera 16, no. 1 (5 Juni 2017).

Mulyono, Puput. “Motivasi Kyai Sembur Dalam Pengobatan Alternatif.” The Shine Cahaya Dunia D-Iii Keperawatan 2, no. 2 (20 November 2017).

Murdiyanti Dewi, dkk, 2018, Antropologi Kesehatan “Konsep dan Aplikasi Antropologi dalam Kesehatan”, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Nasrudin Juhana, Relasi Agama, Magi, Sains Dengan Sistem Pengobatan Tradisional-Modern Pada Masyarakat PeKelurahanan, (Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019).

Nawir, H. K., dan H. L. Rahmatiah. “Pengobatan Tradisional Baca-Baca pada Masyarakat Pulau Balang Caddi Kabupaten Pangkep (Perspektif Hukum Islam).” Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin Dan Filsafat 16, no. 2 (2020).

Nikmah, Lailatun. “Nilai-nilai Islam dan budaya lokal dalam pengobatan tradisional: studi kasus di Yayasan Asy-Syifa’Dusun Banggle Kelurahan Dapurkejambon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.” PhD Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017.

Noeng Muhadjir, 1996, Metodologi Penelitin Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin.

Peursen, Van. 1976. Strategi Kebudayaan, Jakarta: Kanisus.

Priyadi, Sugeng. 2015. Sejarah Lokal. Yogyakarta: Ombak. Cet. Ke-2.

Puput Mulyono, 2013, “Motivasi Kyai Sembur Dalam Pengobatan Alternatif”, Jurnal Kajian dan Sastra.

Ratu Endah Fitrah, 2019, “Bahasa dalam Ritual Pengobatan Tradisional Kebudayaan Suku Talang Mamak Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau Kajian : Antropolinguistik,” skripsi S1, Universitas Sumatra Utara Medan.

R. Cecep Eka Permana, 2009, “Masyarakat Baduy Dan Pengobatan Tradisional Berbasis Tanaman,” Wacana, Vol 11, no. 1.

Surakhmad Winarno, 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito.

Sutrisno mudj dan Putranto Hendar, 2005, Teori-teori Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

Syaikhul Fanani, Triana Kesuma Dewi, Health Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Duku, (Vol. 03 No. 1, April 2014).

Ummah, Laili Choirul. “Islamisasi Budaya Dalam Tradisi Tujuh Bulanan (Mitoni) Dengan Pembacaan Surat Yūsuf Dan Maryam Pada Jamaah Sima’an Al-Quran Di Kelurahan Jurug Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.” Al Itqan: Jurnal Studi Al-Qur’an 4, no. 2 (2018): 105–26.

Wati, Mega. “Praktik Pengobatan Non Medis Di Kelurahan Muara Laung Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah.” Skripsi. Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, 28 Desember 2020.

Wa Ode Nurul Yani, 2015, “Komunikasi Kesehatan Dalam Pengobatan Alternatif Supranatural; Studi Fenomenologi tentang Pasien yang Berobat pada Pengobatan Alternatif di Bandung”, Skripsi S1, Universitas Padjadjaran Bandung.

W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pusaka.

Zulfa Jamalie, 2012. Batatamba: Pengobatan Ritual Tradisional dalam Masyarakat Banjar. Dalam: Konferensi Antar Universiti se Kalimantan Kaboka-Vi.

Zulfa Jamalie dan Muhammad Rif’at, 2012 “Dakwah Kultural (Dialektika Islam dan Budaya dalam Tradisi Batatamba)”, Alhadharah, Vol 11, No 21.

Downloads

Published

2022-12-16

Issue

Section

Articles