TASAWUF DI WILAYAH PERKOTAAN: STUDI KASUS PENGAJIAN GURU YADI DI KOTA BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

Authors

  • Ridha Risda Yanti UIN Antasari Banjarmasin

DOI:

https://doi.org/10.18592/msr.v1i1.3269

Keywords:

Tasawuf, unsual practices, sacred recitations, praktek tidak biasa, bacaan-bacaan

Abstract

Abstract: In South Kalimantan, there are many tasawuf study groups, including the open and the secretive ones. This article discusses one example of secretive tasawuf study group located in Banjarmasin, the capital of South Kalimantan. The main focus is on the tasawuf teachings and practices of a man called Guru Yadi. To reflect on some sufi teachings, members of this study group practice some rituals unsual to other tasawuf study groups, namely, immersing their bodies in a pool filled with water and ice, laying down in a coffin to reflect on death, and sitting in an area where masquuitoes are plenty, training themselves of contentment. In addition to death reflection and contentment training, the main teachings of this study group are repentance, donation-making, and treating others nicely. Istigfar is a compulsory sacred recitation for the members, beside a variety of sholawat and Surah al-Ikhlas, before they start the above rituals. Based on my observation, this study group develops a falsafi-cum-akhlaki type of tasawuf. Abstrak: Di Kalimantan Selatan, terdapat banyak pengajian-pengajian tasawuf, baik yang terbuka maupun yang rahasia (sirr). Artikel ini mendiskusikan salah satu contoh pengajian tasawuf sirr yang berlokasi di Kota Banjarmasin. Pembahasan di sini meliputi ajaran dan praktek tasawuf asuhan seorang yang dikenal sebagai Guru Yadi. Untuk meresapi ajaran tasawuf, di pengajian ini ada sejumlah praktek yang tidak biasa, misalnya, menghilangkan rasa dengan berendam di kolam es, merenungi kematian dengan berbaring di peti mati, dan duduk tafakkur sambil melatih ikhlas di tempat yang banyak nyamuk. Selain mengingat mati dan melatih ikhlas, ajaran pokok lainnya dalam pengajian ini adalah bertaubat, bersedekah dan berbuat baik dengan sesama makhluk. Istigfar menjadi bacaan wajib bagi semua anggota jamaah pengajian ini, selain bermacam sholawat dan surah al-Ikhlas, sebelum mereka melaksanakan semua praktek di atas. Berdasarkan pengamatan saya, corak tasawuf yang dikembangkan di pengajian ini adalah falsafi dan akhlaqi.

References

Abdullah, T. (1974). Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Abdussamad. (2003). Aliran Tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin (Studi Konsep Dzikir dalam Miftahus Shudur). IAIN Antasari, Banjarmasin.

Asmadi. (2001). Pengajian Tasawuf H. Masruf di Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk (Studi Tentang Aliran yang Dianutnya). IAIN Antasari, Banjarmasin.

Faisal, A. N. (2009). Pengajian Tasawuf Sabuku di Kotabaru (Sebuah Kajian Fenomenologi). (Undergraduate), IAIN Antasari, Banjarmasin.

Haffipah, N. E. (2001). Pengajian Tasawuf di Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara. (Undergraduate), IAIN Antasari, Banjarmasin.

Isa, A. (2001). Ajaran Tasawwuf Muhammad Nafis dalam Perbandingan. Jakarta: Srigunting.

Khairuddin, A., Sahriansyah, Syaikhu, A., & Mubarak, A. Z. (2014). Perkembangan Pemikiran Tasawuf di Kalimantan Selatan. Banjarmasin: IAIN Antasari Press.

Maisarah. (2016). Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Guru Shalahuddin al-Ayubi di Desa Asang Kecamatan Gambut. (Undergraduate), IAIN Antasari, Banjarmasin.

Meleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muis, G. A. (1973). Masuk dan Tersebarnya Islam di Kalimantan Selatan. Paper presented at the Sejarah Kalimantan Selatan, Banjarmasin.

Wardah. (2003). Pengajian Tasawuf di Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Putri Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. IAIN Antasari, Banjarmasin.

Wawancara

Dayat, 25 Juni 2017 di Banjarmasin

Madi, 19 dan 25 Juni 2017 di Banjarmasin

Muhammad Hariadi, 20 Juni 2017 di Banjarmasin

Ozi, 25 Juni 2017 di Banjarmasin

Downloads

Published

2019-10-13

How to Cite

Yanti, R. R. (2019). TASAWUF DI WILAYAH PERKOTAAN: STUDI KASUS PENGAJIAN GURU YADI DI KOTA BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN. Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 1(1), 27–32. https://doi.org/10.18592/msr.v1i1.3269

Issue

Section

Articles