KONSEP SHIDQ DALAM PERSPEKTIF TASAWUF

Authors

  • Basrian Basrian Dosen Tetap Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin

DOI:

https://doi.org/10.18592/khazanah.v7i2.3040

Keywords:

Shidq, shādiq, shiddîq

Abstract

Dalamkajiantasawuf,istilah"shidq"(kejujuran,kebenaran) tidak difahamisecarasempitsebagaisalahsatu sifat (karakter) seorangmuslimyang baik,melainkanmendapatluasan-luasan maknayang mendalam.Shidq merupakan salah satu bentuk pendakianparasālik(sufi) yanginginmendekatkandirikepada Allah untuk selanjutnyasecaraberjenjang menujumaqam makrifah,suatu maqamyang menjadidambaan kaumsufi. Bagiorang-orang sufi,shidq(kejujuran,kebenaran)adalah pilar semuaperkara,karenanyashidqmemilikisuatukekuatan sehingga DzunNun al-Mishrimengatakan bahwa, shidq (kebenaran)adalahpedang Allah;tidak adasesuatupunyang ditempatinyamelainkan diputusnya. Dalam memberikanrumusanhakekatshidq(kebenaran, kejujuran) ini,diantaraparasufisendiricukupbervarisi.Meski demikian, beberapa ungkapan sufi yang menerangkannya terdapat hal yang menarik, yaitu bahwa di dalam shidq (kebenaran)ituterdapat jiwakeberanianyangdidasarkanatas kebenaran tersebut serta tidak merasa ketergantungan dengan yanglain, selain Allah.tidak difahamisecarasempitsebagaisalahsatu sifat (karakter) seorangmuslimyang baik,melainkanmendapatluasan-luasan maknayang mendalam.Shidq merupakan salah satu bentuk pendakianparasālik(sufi) yanginginmendekatkandirikepada Allah untuk selanjutnyasecaraberjenjang menujumaqam makrifah,suatu maqamyang menjadidambaan kaumsufi. Bagiorang-orang sufi,shidq(kejujuran,kebenaran)adalah pilar semuaperkara,karenanyashidqmemilikisuatukekuatan sehingga DzunNun al-Mishrimengatakan bahwa, shidq (kebenaran)adalahpedang Allah;tidak adasesuatupunyang ditempatinyamelainkan diputusnya. Dalam memberikanrumusanhakekatshidq(kebenaran, kejujuran) ini,diantaraparasufisendiricukupbervarisi.Meski demikian, beberapa ungkapan sufi yang menerangkannya terdapat hal yang menarik, yaitu bahwa di dalam shidq (kebenaran)ituterdapat jiwakeberanianyangdidasarkanatas kebenaran tersebut serta tidak merasa ketergantungan dengan yanglain, selain Allah.

References

Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, juz 5, terjemahan oleh Bahrun. Abu Bakar dan Hery Noer Ali, Terjemah Tafsir al- Maraghi, Toha Putra, Semarang, 1986.

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Pustaka Proressif, Surabaya, 2002.

Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Riyadh ash-Shalihin, terjemahan oleh: Muslich Shabir, Terjemah Riyadhus Shalihin, jilid I, Toha Putra, Semarang, 1981.

Ahmad Ibn Abdirrahman Ibn Qudamah al-Maqdisy, Mukhtashar Minhaj al-Qashidin, terjemahan oleh Kathur Suhardi, Minhajul Qashidin Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk, Pustaka Al-Kautsar, cet. Ke-2, Jakarta, 1998.

Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali, Ihya 'Ulumiddin, juz 4, Maktabah Dar Ihya al-Kutub al-`Arabiyyah, Indonesia, t.th.

-------, Ihya 'Ulumidddin, jilid 4, terjemahan oleh Ismail Yakub, Menara, Kudus, 1979.

Abu al-Qasim Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi an-Naisaburi, Ar- Risalah al-Qusyairiyyah, terjemahan oleh Umar Faruq, Risalah Qusyairiyah Sumber Kajian Ilmu Tasawuf, Pustaka Amani, Jakarta, 1998.

Muhammad Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimsyaqi, Maw'izhah al- Mu'minin, terjemahan oleh: Abu Ridho, Terjemah Mau'idhotul Mukminin Bimbingan Orang-orang Mukmin, Asy-Syifa', Semarang, 1993.

Muhammad al-Gazali, Khuluq al-Muslim, terjemahan oleh Moh

Riva'i, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana, Semarang, 1986.

Tim Penerjemah, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Mujamma' Khadim al- Haramain asy-Syarifain, Saudi Arabia, 1412 H.

Published

2009-08-19

How to Cite

Basrian, B. (2009). KONSEP SHIDQ DALAM PERSPEKTIF TASAWUF. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 7(2), 213–230. https://doi.org/10.18592/khazanah.v7i2.3040

Issue

Section

Articles