Al-Kamilah : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Bimbingan dan Konseling dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar: Atribusi Belajar

Nur Aeni Sanjaya; Zakka Nurlatifah Khasanah, Sinta Rahmatil Fadhilah — Wed, 17 Jul 2024 00:00:00 +0000

Abstract: Learning is an activity that helps one increase their abilities. Learning necessitates high and strong motivation, generating changes in a person's energy. The goal of this study is to discover how to increase learning motivation using learning attributions. This is a library research study that employs data collection methods. According to the findings of this study, enhancing learning attributions can help pupils become more motivated to learn. Learning attribution is the reason why someone engages in activities to obtain knowledge and develop themselves. There are two elements to learning attribution: internal and external. Internal learning attributions include learning objectives, motivation, responsibility, learning interest, and learning type. Meanwhile, the external learning attribution component includes infrastructure, the ability to carry out the teaching and learning process, parents or family members, and classmates. The next steps in applying Weinner's attribution theory are (1) reformulating learning objectives in terms of learning strategies, (2) identifying class activities that eliminate personal competition and aid in the development of learning strategies, and (3) compiling verbal feedback statements with appropriate attribution

Keywords: learning attribution

Abstrak: Belajar merupakan aktivitas untuk mengembangkan kemampuan diri yang dimiliki. Dalam belajar membutuhkan motivasi yang tinggi dan kuat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara menumbuhkan motivasi belajar dengan atribusi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan atribusi belajar. Atribusi belajar adalah penyebab seseorang melakukan aktivitas dalam Upaya memperoleh pengetahuan serta mengembangkan diri. Terdapat dua bagian dalam atribusi belajar, yaitu internal dan eksternal. Atribusi belajar internal berkaitan dengan tujuan belajar, motivasi, tanggung jawab, minat belajar, dan tipe belajar. Sedangkan bagian atribusi belajar eksternal adalah sarana prasarana, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar, orang tua atau keluarga, dan teman sebaya. Selanjutnya langkah-langkah penerapan atribusi belajar dalam teori atribusi Weinner adalah (1) menysusun kembali tujuan pembelajaran dalam pengertian siasat belajar, (2) mengenali kegiatan kelas yang meniadakan persaingan peribadi dan membantu pengembangan siasat belajar, serta (3) menyusun pernyataan balikan verbal dengan pesan atribusi yang tepat.

Kata Kunci: atribusi belajar

Dampak Toxic Parenting terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun di Desa Lolo Paser Kalimantan Timur

Ikta Yarliani, Tata, Murniyanti Ismail — Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000

Abstract: Toxic parenting is an application of parenting that refers to behavior that is not good and has a negative impact on children, both mentally and physically. The characteristics of toxic parenting are excessive control over children, often blaming and ignoring children, not setting clear boundaries. The type of research used is descriptive research with a qualitative approach. The subjects in this study were parents, families or neighbors, and expert lecturers totaling 9 people, consisting of 4 parents or mothers, 4 families or neighbors, and 1 expert lecturer. The instruments used are observation, interviews, and documentation and data validity is tested using the triangulation method. The results showed that of the four families who became data sources, all used toxic parenting. The impact that occurs on children is that they cannot develop according to the stages they should be, always being in a state of fear, anxiety, and stress, unable to control their emotions and feelings. Factors causing toxic parenting are education level, culture or hereditary parenting, and socioeconomic status.

Keyword: Toxic Parenting, Social Emotional Development of Children Ages 5-6

Abstrak: Toxic parenting merupakan penerapan pola asuh orang tua yang mengacu pada perilaku yang tidak baik dan berdampak buruk bagi anak, baik secara mental maupun fisik. Ciri-ciri toxic parenting adalah berlebihan dalam mengontrol anak, sering menyalahkan dan mengabaikan anak, tidak menetapkan batasan yang jelas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu orang tua, keluarga atau tetangga, dan dosen ahli yang berjumlah 9 orang, terdiri dari 4 orang tua atau Ibu, 4 keluarga atau tetangga, dan 1 orang dosen ahli. Instrumen yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi serta dilakukan uji keabsahan data dengan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat keluarga yang menjadi sumber data semuanya menggunakan pola asuh toxic parenting. Dampak yang terjadi pada anak adalah tidak dapat berkembang sesuai dengan tahapan yang seharusnya, selalu berada dalam keadaan takut, cemas, dan penuh tekanan, tidak dapat mengontrol emosi dan perasaannya. Faktor penyebab terjadinya toxic parenting adalah tingkat pendidikan, budaya atau pola asuh turun-temurun, dan status sosial ekonomi.

Kata Kunci: Toxic Parenting, Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun

Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok Terhadap Perilaku Kecanduan Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam 2021

arini Firdaus — Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000

Abstract: TikTok social media is the application that is most widely used by various groups, one of which is students. This research is entitled Intensity of the Use of Tiktok Social Media on the Addictive Behavior of Islamic Guidance and Counseling Students in 2021. The aim of this research is to find out how the intensity of the use of Tiktok social media is related to the addictive behavior of Islamic Guidance and Counseling Students in 2021. This research method uses quantitative methods. The theory used is the theory of internet addiction. The results of this research found that intensity of use influences addictive behavior, the higher the level of intensity of use of social media Tiktok, the higher the level of addictive behavior, and vice versa.

Keywords: intensity, Tiktok, addicted

Abstrak: Media sosial tiktok merupakan aplikasi yang sedang paling banyak di gunakan oleh berbagai kalangan, salah satunya mahasiswa. Penelitian ini berjudul Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok Terhadap Perilaku Kecanduan Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2021. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan intensitas penggunaan media sosial Tiktok terhadap perilkau kecanduan Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2021. Metode penelitian ini menggunakna metode kuantitatif. Teori yang digunaan adalah teori internet addiction (kecanduan internet). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa intensitas penggunaan berpengaruh terhadap perilaku kecanduan, semakin tinggi tingkat intensitas penggunaan media sosial Tiktok maka akan menaik tingkat Perilaku kecanduan, dan sebaliknya.

Kata Kunci: Intensitas, Tiktok, Perilaku Kecanduan

Implementasi Fungsi-Fungsi BK Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling di SMK Negeri 4 Banjarmasin

Dita Oktaviani, Haris Fadilah, Nurul Rahmi — Mon, 08 Jul 2024 00:00:00 +0000

Abstract: This research aims to determine the implementation of BK functions by guidance and counseling teachers at SMK Negeri 4 Banjarmasin. This type of research is field research with a descriptive qualitative approach. The data used is basic data and supporting data. Data collection techniques used interview, observation and documentation techniques. The subjects in this research were 9 guidance and counseling teachers and the object of this research was the implementation of guidance and counseling functions, including implementation of the understanding function, implementation of the facilitation function, implementation of the adjustment function, implementation of the distribution function, and implementation of the adaptation function. The results of this research show that in implementing guidance and counseling functions, especially the understanding function, facilitation function, adjustment function, distribution function and adaptation function, guidance and counseling teachers implement them in various efforts such as through assignments, providing information about school regulations, career/ world of work, assessment of learning styles, assessment of interests, talents, provision of materials, providing counseling services, physical and psychological assistance, extracurricular activities, sociometry, helping students make future plans, as well as providing facilities and infrastructure such as counseling rooms. Furthermore, in implementing the adaptation function, the guidance and counseling teacher has collaborated well with all components in the school, but the guidance and counseling teacher has no involvement in creating, compiling, and adjusting programs and all administration at the school because this has been regulated by the curriculum team.

Keywords: Implementation, Guidance and Counseling Function

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi fungsi-fungsi BK oleh guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 4 Banjarmasin. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang digunakan ialah data pokok dan data penunjang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek pada penelitian ini yaitu 9 orang guru BK dan yang menjadi objek penelitian ini ialah implementasi fungsi-fungsi BK, meliputi implementasi fungsi pemahaman, implementasi fungsi fasilitasi, implementasi fungsi penyesuaian, implementasi fungsi penyaluran, dan implementasi fungsi adaptasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi BK khususnya pada fungsi pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, dan fungsi adaptasi, guru bimbingan dan konseling mengimplementasikannya dalam berbagai upaya seperti melalui penugasan, pemberian informasi tentang tata tertib sekolah, karir/dunia kerja, assessment gaya belajar dan minat bakat, pemberian materi, menyediakan layanan konseling, dampingan secara fisik dan psikis, kegiatan ekstrakulikuler, sosiometri, membantu peserta didik membuat perencanaan masa depan, serta menyediakan sarana dan prasarana seperti ruang konseling. Selanjutnya dalam pengimplementasian fungsi adaptasi, guru BK telah bekerjasama dengan baik dengan seluruh komponen yang ada di sekolah, namun guru BK tidak memiliki keterlibatan dalam membuat, menyusun, serta menyesuaikan program-program dan seluruh pengadministrasian di sekolah dikarenakan hal tersebut sudah diatur oleh tim kurikulum.

Kata Kunci: Implementasi, Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pengaruh Layanan Teknik Konseling Individu Terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswi Aktif Berorganisasi

Andri Krnuadi Putra — Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh layanan teknik konseling individu terhadap self-regulated learning (SRL) pada mahasiswi yang aktif berorganisasi. Self-regulated learning merupakan kemampuan penting yang memungkinkan mahasiswa mengatur dan mengontrol proses belajar mereka secara mandiri, yang sangat diperlukan bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan organisasi yang padat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif Sampel penelitian terdiri dari mahasiswa IAIN Kerinci. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p > 0.05). hasil penelitian pada menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan/ pengaruh tingkat self regulated learning mahasiswa jika ditinjau dari keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi