Relevansi Sufistik Terapi Healing dalam Meminimalisir Quarter Crisis pada Masa Pra Pandemic Covid-19 (Studi Kasus Mahasiswa UIN Antasari)

Abstract

Abstract: Quarter life crisis frequently makes headlines in social media, but it’s important to note that this is not a brand-new problem. Instead, quarter life crisis refers to a condition where a person has an emotional crisis that can begin as early as age 20, and last as late as age 40. In addition to the many methods used to treat emotional crises, one of the most effective is the connection between sufism and healing, which is a clearly discernible relationship,The current emotional crisis affecting people, especially those under the age of 20, is caused by the presence of persistent, irrational beliefs,a disagreement over the tools that each person has and the overwhelming number of those who anticipate failure. According to observations made in the form of the first quarter life crisis, the main problem that has been identified among the students at UIN Antasari in particular is instability of emotion that is not consistent with pressure and stress. The current study makes use of a qualitative deskriptif. its goal was to understand how effective sufistic therapy is in treating quarter-life crises, Although the study used data from around 29 surveys and data from 2 informants with non-structured interviews. Statistics that a UIN Antasari   student provided 77,72 % of a Google form. According to the results of this study, sufistik healing is a good method for minimizing quarter-life crises, particularly when the Covid-19 pandemic was recognized as having a sufistic healing as a viable approach to minimizing quarter-life crises. Keywords: Relevansi,  Sufistik Terapi Healing,  Quarter Life Crisis Abstrak: Quarter life crisis sering menjadi bahan pembicaraan khalayak terutama di media sosial, namun ini sebenarnya bukanlah suatu permasalahan baru, quarter life crisis adalah keadaan dimana suatu individu merasakan krisis emosional fase ini terjadi pada usia dewasa awal yaitu rentang usia 20 tahun sampai dengan usia 40 tahun, sebagaimana banyak cara yang ditempuh dalam menangani permasalahan krisis emosional salah satunya ialah dengan pendekatan sufistik healing merupakan hubungan antara dua hal yang saling terikat, Zaman sekarang krisis emosional pada individu khususnya pada usia 20 tahun adalah adanya perasaan tidak berdaya terisolasi, keraguan terhadap kemampuan yang dimiliki diri sendiri dan sangat banyak yang takut akan kegagalan. Sesuai permasalahan yang ditemukan secara observasi bentuk utama quarter crisis life yang dihadapi mahasiswa khususnya UIN Antasari ialah tuntutan, kestabilan emosi yang yang tidak sesuai dengan keadaan dan stress. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana efektivitas sufistik terapi healing dalam meminimalisir quarter life crisis, adapun penelitian ini menggunakan data skunder sebanyak 29 informan dan data primer 2 informan dengan wawancara non terstuktur. data yang diperoleh mahasiswa UIN Antasari 77,72% dari google form. dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa sufistik terapi healing, adalah metode yang tepat untuk meminimalisir quarter life crisis khususnya setelah terjadinya pandemi covid-19 dibuktikan dengan pendekatan sufistik healing sebagai langkah solutif dalam meminimalisir quarter life crisis.Kata Kunci: Relevansi, Sufistik Terapi Healing, Quarter Life Crisis