SEKULARISASI DAN SEKULARISME DI CHINA
DOI:
https://doi.org/10.18592/al-banjari.v20i2.4786Keywords:
Kata Kunci, sekularisasi, sekularisme, desacralization of politics, deconsecration of values.Abstract
Para pakar sejarah sepakat bahwa sekularisasi di Eropa Barat telah terjadi sejak 250 tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu, sekularisasi telah dianggap sebagai krisis besar bagi Kristen dan dunia Barat. Di dunia Timur, khususnya dunia Islam sekularisasi sudah terjadi dibeberapa tempat. Hal tersebut terjadi setelah masa kolonialisasi negeri-negeri Islam oleh bangsa Eropa. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti sekularisasi yang terjadi di dunia Timur lainnya, yaitu China. Kesimpulan yang diperoleh adalah sekularisasi yang terjadi dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu peniadaan kesucian dan kewibawaan agama daripada politik (desacralization of politics) dan penghapusan kesucian dan kemutlakan nilai-nilai daripada kehidupan (deconsecration of values). Selain itu, paham Marxisme-Leninisme memberikan andil besar pada proses sekularisasi di China.References
Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Sekuler-Liberal?. Ponorogo: CIOS, Cet. 2, 2015.
Ahmad Djarmiko, Agama dan Kajian Hubungan Internasional. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2019.
Budhy Munawwar-Rachman, Argumen Islam untuk Sekularisme. Jakarta: PT Grasindo, 2010.
Daniel L. Pals, Seven Theories of Relegion, terj. Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. 2, 2012.
I Made Pasek Diantha, Bahan Ajar Hukum Hak Asasi Manusia Internasional: Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Republik Rakyat Cina. Bali: Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2016.
Junaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat & Etika: Edisi Pertama. Jakarta: Kencana, 2003.
La Ode Husen, Negera Hukum, Demokrasi dan Pemisahan Kekuasaan: Edisi Revisi. Makassar: CV. Social Politiv Genius (SIGn), 2009.
M. Arfan Mu’ammar, Majukah Islam dengan Menjadi Sekuler?: Kasus Turki. Ponorogo: CIOS, Cet. 2, 2015.
M. Syukri Isma’il, Kritik Terhadap Sekularisme: Pandangan Yusuf Qardhawi. Ponorogo: CIOS, Cet. 2, 2015.
Nader Hashemi, Islam, Sekularisme, dan Demokrasi Liberal: Menuju Teori Demokrasi dalam Masyarakat Muslim, terj. Aan Rukmana & Albanna Choirzzad. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Nucholish Madjid, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, ed. Budhy Munawar-Rachman. Jakarta Selatan: Nurcholish Madjid Society (NCMS), 2019.
Sang Ji, Religiusitas Orang-Orang China, terj. Kurnia NK. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2014.
Syamsuddin Arief, Islam dan Diabolisme Intelektual. Jakarta Selatan: INSISTS, 2017.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam dan Sekularisme. Kuala Lumpur: RZS-Casis, 2020.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin. Kuala Lumpur: ISTAC, 2001.
Wiriaatmadja, dkk, Sejarah dan Peradaban China: Analisis Filosofis-historis dan sosio-antropologis. Bandung: Humaniora, 2003.
Kabar24. Hut ke-200 Karl Marx, Xi Jinping Tegaskan Arti Marxisme Bagi China, diakses 17 Juni 2021, https://kabar24.bisnis.com/read/20180504/19/791735 /hut-ke-200-karl-marx-xi-jinpingtegas kan-arti-marxisme-bagi-china.
Kompas.com, Anggota Partai Komunis China Dijatuhi Sangsi Jika Memeluk Agama, diakses 9 Juni 2021, https://internasional.kompas.com/read/2017/07/19/2133 2111/anggota-partai-komunis-china-dijatuhi-sanksi-jika-memeluk-agama.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
